Home » ⁠Inovasi AI di Perangkat Mobile: Dari Fotografi ke Asisten Digital yang Pintar

⁠Inovasi AI di Perangkat Mobile: Dari Fotografi ke Asisten Digital yang Pintar

by Trisno Heriyanto

Penulis: Rena Dwi Astuti

Smartphone masa kini dapat melakukan banyak hal. Mulai dari memesan hotel, restoran, hingga memberikan rekomendasi kegiatan yang harus dilakukan seseorang. Atau bahkan, umumnya smartphone dapat membantu seseorang dalam menyelesaikan setengah masalah hidupnya.

Namun, untuk menyelesaikan sebagian besar tugasnya, smartphone umumnya memiliki kesamaan. Harus membuka kunci (passcode) dan membuka aplikasi. Sering kali, untuk menyelesaikan sesuatu, harus membuat seseorang berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya.

Misalnya merencanakan liburan, kamu harus membuka aplikasi pemesanan hotel dan akomodasi perjalanan. Atau ketika ingin membagikan foto, kamu harus menggunakan aplikasi lain untuk mengedit dan membagikannya di media sosial.

Namun, dengan canggihnya dunia digital saat ini, hal-hal tersebut menjadi lebih mudah dan sederhana. Dengan bantuan AI generatif, seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan hanya memberikan perintah. Contoh AI generatif adalah ChatGPT, Microsoft Copilot, atau Google Gemini.

Kini para pemimpin teknologi dan analis meyakini bahwa AI generatif berpotensi memengaruhi perangkat mobile pada tingkat yang lebih mendasar, bukan sekadar melakukan pekerjaan berat di balik layar. Misalnya, Samsung dengan Galaxy S24 dan Google dengan Pixel 8-nya.

Dua smartphone itu memiliki perangkat lunak yang dapat menghasilkan konten baru dalam gambar setelah menekan tombol rana. 

Transformasi Fotografi di Perangkat Mobile dengan AI

AI generatif memberikan dampak langsung pada pengeditan foto di perangkat mobile. Galaxy S24 dan Pixel 8 kini dilengkapi dengan fitur alat untuk menghapus objek yang tidak diinginkan dan mengubah ukuran atau memindahkan objek dalam gambar. 

Yang membuat Google Magic Editor dan Samsung Generative Edit terasa berbeda dari alat pengeditan dasar lainnya adalah kemampuannya untuk menghasilkan konten guna mengisi ruang kosong yang tersisa di foto atau mengubah elemen seperti warna langit.

Selain dua perangkat tersebut, Apple juga menerapkan AI generatif pada rilisan terbarunya, iPhone 16. Tim Cook, CEO Apple, mengatakan iPhone 16 akan dilengkapi dengan fitur baru bernama visual intelligence. Fitur ini memungkinkan penggunanya mempelajari dunia di sekitar dengan menekan tombol kontrol kamera.

Ketuk tombol untuk meluncurkan kamera, dan arahkan ke suatu titik yang menarik untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentangnya. Pengguna juga dapat mengambil foto dalam mode ini dan mengirimkannya ke ChatGPT atau Google untuk hal-hal seperti memecahkan soal matematika atau mencari produk.

Penerapan AI generatif dalam perangkat mobile pada akhirnya tidak hanya sebatas untuk keperluan fotografi saja, melainkan juga dapat menjadi asisten digital yang pintar bagi seseorang. 

Perangkat Mobile Menjadi Asisten Digital

Seperti banyak fitur baru di ponsel kita, sebagian besar perangkat berbasis AI yang tersedia saat ini dirancang untuk tugas-tugas individual tertentu, seperti mengedit foto atau menerjemahkan pesan teks. Pertanyaan yang lebih besar adalah apakah teknologi ini dapat mengubah ponsel pintar kita dengan cara yang lebih luas, melampaui sistem operasi berbasis aplikasi yang kita kenal saat ini. 

Jawaban itu saat ini hadir dalam Circle to Search, fitur Google yang memungkinkan penggunanya mencari informasi di perangkat Android tanpa berpindah aplikasi. Daripada keluar dari Instagram untuk mencari secara manual restoran terdekat yang menyajikan hidangan lezat yang baru saja kamu temukan di feed, kamu cukup melingkarinya dan biarkan Google mengerjakan sisanya.

Ide brilian ini muncul di kepala Dave Burke, wakil presiden bidang teknik Google untuk Android, pada 2022 lalu. Ide ini muncul ketika perusahaan menyadari bahwa sebagain besar pencarian dimulai saat pengguna menggunakan aplikasi lain.

Dia melihat banyak peluang bagi AI untuk lebih membantu dalam mengubah cara kita menavigasi perangkat mobile sehari-hari. Menariknya, Google tidak sendirian, perusahaan rintisan sudah dipenuhi dengan ide-ide tentang bagaimana AI dapat mendukung pengalaman perangkat lunak yang lebih efisien daripada aplikasi telepon pintar saat ini. 

Rabbit AI dan Brain.AI, misalnya, sedang mengembangkan perangkat lunak yang memanfaatkan AI untuk menyelesaikan tugas tanpa mengharuskan penggunanya membuka aplikasi. Suatu demo dari Brain.AI menunjukkan bagaimana mudahnya mencari informasi terkait satu produk tanpa berpindah aplikasi.

Setelah menemukan produk yang diinginkan, yang perlu dilakukan hanyalah menekan dan menahan hasil pencarian tersebut untuk menarik informasi tambahan, seperti video unboxing. Tugas seperti itu saat ini mengharuskan pengguna untuk beralih dari aplikasi Amazon ke aplikasi YouTube untuk mencari video terkait secara manual.

Hal itu serupa dengan tujuan Rabbit AI, yang membuat heboh dengan perangkat mobile bertenaga AI. Alih-alih menggunakan aplikasi, pengguna hanya perlu menekan tombol dan mengucapkan permintaan, membiarkan model AI menangani sisanya. Tidak seperti asisten suara tradisional seperti Siri atau Alexa, Rabbit mengatakan sistemnya mempelajari cara menggunakan perangkat lunak sehingga dapat menyelesaikan tugas tertentu atas nama pengguna.

Aplikasi mungkin akan tetap ada, karena kita sudah terbiasa menggunakannya. Namun, kemungkinan besar yang akan terjadi di masa depan adalah perangkat mobile akan lebih pintar dan otomatis seperti asisten digital. Dan hal itu tidak hanya berlaku untuk ponsel, tetapi juga untuk perangkat lain seperti Google Glass dan AR/VR. 

You may also like