Home » Mengupas Teknologi Wireless Charging Pada Smartphone

Mengupas Teknologi Wireless Charging Pada Smartphone

by Trisno Heriyanto

Kini, bukan hanya smartphone, bahkan jam tangan pintar pun sudah banyak yang mengadopsi teknologi wireless charging pada perangkat mereka. Teknologi wireless charging pada smartphone sebenarnya sudah ada sejak tahun 2009. 

Kemudian cukup populer saat Nokia Lumia 920 mengaplikasikan teknologi ini pada perangkat mereka. Produk Apple pun sudah mulai menggunakan teknologi wireles charging untuk iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X di tahun 2017 lalu. Dan terus berlanjut pada seri-seri selanjutnya.

Mengisi daya tanpa perlu kabel

Wireless charging atau dalam bahasa Indonesia sering disebut pengisian daya nirkabel atau pengisian daya tanpa kabel, adalah teknologi yang memungkinkan perangkat elektronik, seperti smartphone, smartwatch, atau earbud, untuk diisi dayanya tanpa perlu terhubung langsung dengan kabel fisik ke sumber listrik.

Sederhananya, wireless charging adalah teknologi yang memungkinkan pengguna mengisi daya perangkat tanpa harus mencolokkannya. Alih-alih menggunakan kabel, pengguna mengisi daya dengan mengandalkan medan elektromagnetik untuk mentransfer energi.

Alih-alih mencolokkan kabel ke port pengisian daya perangkat, pengguna cukup meletakkan perangkat di atas pad atau alas pengisi daya khusus. Teknologi ini hadir sebagai sebuah solusi praktis agar pengguna tidak perlu lagi repot-repot membawa kabel dan konektor hanya untuk mengisi daya.

Cara kerja wireless charging

Wireless charging bekerja berdasarkan prinsip pengisian daya induktif. Secara sederhana, proses ini melibatkan dua kumparan utama. Pertama, terdapat Kumparan Pemancar yang terletak di dalam alas atau bantalan pengisi daya. Ketika alas ini dialiri listrik, Kumparan Pemancar akan menghasilkan medan elektromagnetik. 

Kedua, ada Kumparan Penerima yang tertanam di dalam perangkat yang akan diisi dayanya, seperti ponsel pintar Anda. Saat perangkat diletakkan di atas alas pengisi daya, Kumparan Penerima ini akan menangkap medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh Kumparan Pemancar, lalu mengubahnya kembali menjadi energi listrik. 

Energi listrik inilah yang kemudian digunakan untuk mengisi daya baterai perangkat Anda secara nirkabel.

Komponen yang dibutuhkan

Sistem pengisian daya nirkabel umumnya terdiri dari beberapa bagian penting yang bekerja sama. Pertama, ada bantalan atau dasar pengisian daya yang berfungsi sebagai stasiun transmisi, berisi kumparan pemancar, dan terkadang dilengkapi fitur tambahan seperti dukungan pengisian daya cepat. 

Kedua, kumparan penerima ditemukan pada perangkat yang kompatibel, seperti ponsel pintar, jam tangan pintar, dan earbud. Kumparan ini berfungsi menangkap energi nirkabel. Terakhir, sistem manajemen daya mengatur tingkat tegangan dan arus untuk memastikan transfer daya yang aman dan efisien ke perangkat. 

Teknologi pengisian daya nirkabel ini sebagian besar mengikuti standar seperti Qi (diucapkan “chi”), yang didukung oleh lebih dari 200 perusahaan, termasuk merek besar seperti Apple dan Samsung. Kompatibilitas universal ini berarti perangkat akan berfungsi dengan pengisi daya yang berbeda, apapun mereknya.

Keunggulan dan kekurangan wireless charging

Wireless charging menjadi populer sebab teknologi yang satu ini menawarkan beberapa keunggulan. Di antaranya, tanpa perlu perlengkapan tambahan, pengguna dapat mengisi daya smartphone dengan meletakkan perangkat pada bantalan pengisi daya.

Kemudian, wireless charging juga dapat mengurangi keausan pada port pengisi daya yang disebabkan oleh pemasangan dan pencabutan kabel. Dan, yang tidak kalah penting, dengan menanamkan wireless charging pada perangkat maka memungkinakn perangkat memiliki desain yang lebih ramping dan minimalis. 

Namun, wireless charging juga masih menghadapi beberapa keterbatasan. Salah satunya kecepatan pengisian daya yang lebih lambat. Saat mengisi daya secara nirkabel, pengguna mungkin memperhatikan bahwa perangkat dan pengisi daya mulai terasa hangat. 

Hal ini disebabkan oleh disipasi daya, yang disebabkan oleh kerugian elektromagnetik. Sebagian energi hilang saat panas dihasilkan, sehingga memperlambat laju pengisian daya. Kemudian, jangkauan pun terbatas karena perangkat harus sejajar sempurna pada bantalan pengisi daya.

Terakhir, belum semua perangkat mendukung pengisian daya dengan wireless charging. Fitur ini biasanya ditemukan pada perangkat smartphone premium terbaru dan beberapa aksesori tertentu seperti smartwatch atau earbuds. Perangkat yang lebih lama atau model dengan harga yang lebih terjangkau kebanyakan belum dilengkapi dengan kemampuan wireless charging.

You may also like