Gaya hidup sehat sedang jadi tren saat ini. Olahraga bukan lagi sesuatu yang membosankan, tapi jadi ajang “pamer” di media sosial. Kelas yoga dan pilates penuh, tiket lari maraton selalu sold out, alat olahraga laku keras, restoran sehat mulai menjamur, dan banyak yang mulai mencoba gaya hidup vegetarian.
Pandemi beberapa tahun lalu jadi salah satu pukulan telak. Dulu mungkin kesehatan dianggap remeh, tapi setelah melihat betapa rentannya kita terhadap virus, orang-orang jadi sadar kalau kesehatan itu nomor satu. Protokol kesehatan jadi kebiasaan, dan banyak yang mulai olahraga atau makan lebih sehat untuk menjaga imun.
Zaman sekarang, penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung bukan lagi cuma milik orang tua. Banyak kasus terjadi di usia muda. Ini membuat orang lebih khawatir dan mulai mengambil langkah pencegahan sejak dini. Mereka sadar bahwa gaya hidup tidak sehat di masa muda bisa berdampak buruk di kemudian hari.
Alasan mengapa smartwatch jadi perangkat wearable digemari

Tren gaya hidup sehat ini sejalan dengan menjamurnya produksi perangkat wearable. Merek-merek besar mulai menjual smartwatch hingga fitness tracker yang akan membantu pengguna untuk detak jantung, langkah kaki, kualitas tidur, bahkan tingkat stres.
Data-data ini membuat pengguna jadi lebih sadar akan kondisi tubuh. Menjaga kesehatan pun jadi lebih personal dan terukur. Alhasil, motivasi untuk terus menjaga kesehatan pun meningkat.
Salah satu perangkat wearable yang populer adalah smartwatch. Perangkat yang satu ini biasanya telah terintegrasi dengan smartphone, dan beberapa merek mengharuskan pengguna memiliki smartwatch dan smartphone dari merek yang sama.
Alasan mengapa smartwatch menjadi begitu populer adalah karena perangkat ini menawarkan banyak fitur. Mulai dari pemberian data lengkap termasuk detak jantung, kadar oksigen darah, tekanan darah, hingga pemantauan suhu.
Beberapa merek bahkan menawarkan fitur menarik lain, seperti fitur panggilan darurat untuk meminta bantuan jika jam tangan mendeteksi pemakainya terjatuh, fitur lokasi, hingga fitur pelacakan GPS.
Teknologi di balik smartwatch
Perkembangan teknologi membuat banyak pengembang menggunakan teknologi yang berbeda untuk mengukur aktivitas, pola tidur, detak jantung, GPS, dan lainnya. Namun, ada beberapa teknologi yang secara umum ditanamkan dalam smartwatch. Berikut penjelasannya:
Sensor
Untuk mengukur detak jantung, langkah, memantau pola tidur, hingga menghitung kalori, smartwatch akan ditanamkan sensor seperti akselerometer yang akan aktif menghitung langkah serta sensor giroskop yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan.
Ada juga sensor magnetometer yang bisa mengukur detak jantung (ketika alatnya menempel dekat kulit). Semua data dari sensor-sensor ini kemudian dikirim secara nirkabel ke aplikasi di ponsel pintar atau komputer.
GPS
Teknologi ini bikin kita bisa melacak lokasi tanpa harus selalu membawa smartphone. Pelacak GPS di perangkat akan mengumpulkan data lokasi untuk tahu seberapa jauh pengguna sudah pergi dan seberapa cepat bergerak, baik saat keliling kota atau waktu sesi latihan di gym.
Dengan data GPS yang akurat, aplikasi kebugaran bisa menganalisis performa latihan secara lebih mendalam. Misalnya, untuk menghitung kecepatan rata-rata, waktu tempuh terbaik untuk jarak tertentu, hingga memperkirakan kalori yang terbakar berdasarkan intensitas dan durasi aktivitas.
Dalam beberapa kasus, data lokasi dari GPS juga bisa digunakan untuk fitur keamanan. Saat terjadi sesuatu, pengguna dapat menggunakan fitur SOS untuk mengirimkan tanda darurat serta lokasi terkini kepada kontak darurat yang telah didaftarkan.
Cara memilih smartwatch

Kalau harus menghitung manual, ada ratusan tipe smartwatch yang telah diperdagangkan. Baik di e-commerce maupun di toko elektronik. Jadi, sebelum membeli smartwatch yang sesuai dengan kebutuhan, kamu mungkin bisa mempertimbangkan beberapa hal berikut.
Pertama-tama, kebanyakan smartwatch memang bisa dipakai di Android dan iOS. Tapi, penting banget untuk selalu cek ulang kompatibilitasnya. Kadang, ada fitur tertentu yang cuma jalan di satu sistem operasi aja. Jadi, pastikan smartwatch yang kamu beli mendukung sistem operasi pada smartphone kamu, ya.
Kedua, pilihan layar. Secara umum, ada dua jenis layar utama yang sering kita temui di smartwatch, yakni AMOLED dan LCD dengan karakteristik yang berbeda. Berikut penjelasan singkatnya:
Layar AMOLED biasanya lebih disukai sebab memiliki kontras tajam dan warna yang hidup membuat tampilan notifikasi, watch face, dan gambar terlihat jauh lebih baik, apalagi jika sering menggunakan mode gelap.
Sedangkan layar LCD dengan tingkat kecerahan puncak yang tinggi (nits) akan menawarkan sebuah kenyamanan saat melihat layar saat pengguna menggunakan smartwatch di bawah sinar matahari yang terik. Nantinya, gambar maupun tulisan di layar akan tetap terlihat jelas.